PGRI adalah organisasi besar, berwibawa, dan dewasa. Anggotanya kaum cerdik pandai, terpelajar, dan juga bermartabat. Karena itu, organisasi ini harus dikelola dengan penuh tanggung jawab sesuai amanat organisasi. Jangan dikelola sambil lalu, sebisanya, seingatnya, dan semaunya. Paradigma kerja pengurus perlu ditingkatkan, dari kerja individual diubah menjadi kerja kolektif, dari nuansa dilayani menjadi melayani, dari otoriter menjadi demokratis, dari sebisanya menjadi tertib, dan seterusnya. Kantor atau sekretariat organisasi hendaknya dikelola dengan baik, agar mampu menjadi tempat pengendalian kegiatan dan ”markas” perjuangan organisasi.
Sejak didirikan 25 Nopember 1945
Jati diri dan sifat pgri
Organisasi perjuangan,
Organisasi profesi,
Organisasi ketenagakerjaan
Strategi Dasar
Meningkatkan komunikasi dan kualitas Sumber daya organisasi pada
Semua jenjang
•Intensitas komunikasi: vertikal, horizontal
dan diagonal
•optimalisasi kemitraaan
Secara sistemik, sinergik dan simbiotik
• aktualisasi program kerja yang berpusat pada
Hak dan martabat anggota
•Transparansi manajemen organisasi
Metode Perjuangan
•Koordinasi
•konsultasi
•klarifikasi
•konsolidasi
• advokasi
•negosiasi
•demonstrasi
Hasil perjuangan belum maksimal, mengapa?
1.Guru (Pendidikan & tenaga kependidikan) belum kompak, PGRI belum kuat. Berubah tidaknya kondisi pendidikan dan Guru, bergantung Guru.
2.Persoalan pendidikan & guru sangat kompleks, rumit, & luas.
3.Perhatian Pemerintah & Lembaga Tinggi Negara lainnya terhadap pendidikan & guru masih rendah.
PGRI Harus
Kuat
•Anggota banyak & berkualitas
•Pengurus yg baik & berkualitas
•Dana yang cukup
Independen
•Tidak Di Bawah Pengaruh Atau Kekuasaan Pihak Lain
Demokratis
Dalam Pengambilan Keputusan
Bermanfaat
•Menyalurkan aspirasi
•Mempejuangkan peningkatan kesejahteraan & profesi
•Membela & melindungi
Hidup Guru ...! Hidup PGRI ...! Solidaritas ...!
Pernyataan (Disclaimer) Penulis:
Untuk menjamin faktualitas isi, sebagian artikel mungkin saja mengutip dari sumber lain. Untuk itu, sumber akan dicantumkan di akhir artikel. Jika sumber tersebut keberatan, agar menyampaikannya di kolom komentar artikel tersebut.
Untuk menjamin faktualitas isi, sebagian artikel mungkin saja mengutip dari sumber lain. Untuk itu, sumber akan dicantumkan di akhir artikel. Jika sumber tersebut keberatan, agar menyampaikannya di kolom komentar artikel tersebut.
Post a Comment